OG. Al-jamiah
(OGA) Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta merupakan salah
satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Pada tahun 2013 ini, UKM OG. Al-Jami’ah
telah memasuki umurnya yang ke-32. OG. Al-jami’ah bukan hanya sekedar Grup
music Gambus, Qasidah ataupun Melayu. Sebab, produk seni yang dihasilkan OG.
Al-jami’ah adalah cermin dari upaya civitas akademika UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
UKM OG.
Al-jami’ah begitu telah mempraktikkan usaha maksimal untuk menemukan dan
menumbuhkan bentuk seni berwarna islam yang lahir dari ranah intelektualisme
kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Disisi lain, UKM OGA turut mewadahi
gairah untuk melakoni dunia seni, serta menampung minat dan bakat seni bermusik
yang terpendam yang dimiliki oleh
mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Dalam UKM ini bukan semata grup music, melainkan
oraganisasi yang menjalin kekeluargaan antar anggota, baik itu alumni dari
sejak lahirnya UKM OGA hingga saat ini tetap terjalin erat. Resistansi OG.
Al-jami’ah tetap eksis dan berprestasi ditengah menjamurnya grup music band
ditanah air yang beraliran Pop, rock, dan aliran music modern lainnya, tidak
mengubah keaslian budaya yang ber-backround islami. Tradisi itu telah
bertahun-tahun yang dilakoni UKM ini, dengan motto “Tontonan menjadi tuntunan”.
Kilas sejarah
OG. Al-jami’ah
lahir pada tanggal 04 april 1981, dilaunching oleh Drs. Busyiri Madjidi waktu
beliau masih menjabat sebagai Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan pada saat
itu masih IAIN Sunan Kalijaga. OG. Al-jami’ah telah mangalami beberapa fase
generasi kepemimpinan, Pada periode tahun 2012-2013, OG. Al-jami’ah di ketuai
oleh Habieb M. Manshur dan pada pariode untuk yang sekarang 2013-2014 yakni
diketuai oleh Riyadi Suryana.
Pertemuan
antara bakat dan minat yang menjadikan awal lahirnya OG. Al-jami’ah dari
beberapa orang yang bersahabat, sekedar iseng untuk membentuk sebuah grup music
yang berbasis islam yakni irama musik padang pasir ala timur tengah pada waktu
itu. Dari interes dan interaksi antar personel yang memiliki jalur kesenian
sama. Karena grup tersebut berada dalam sebuah lembaga akademisi kampus maka
dinamakanlah OG. Al-jami’ah, kemudina dijadikan sebuah UKM yang siap menampung
berbagai bakat daminat kesenian bermusik.
Disamping UKM
OG. Al-jami’ah mengembangkan seni music Gambus dan Qasidah, OG. Al-jami’ah juga
mengembangkan music melayu atau dangdut. Musik dangdut merupakan sebuah seni
musik khas Indonesia yang wajib dilestarikan, yakni dibawakan dengan inovasi
music bernuansa islami. Dikalangan remaja memang minat music dangdut bisa
dikata minim untuk melakoninya, akan tetapi mereka hanya ccendrung suka
mendengar dan menikmati saja daripada sebagai player dari music tersesbut.
Mirisnya,
Sumber Daya Insani yang mempunyai greget gambus semakin menipis, serta alat
music khas gambus-pun perlahan tertelan bumi pada pertengahan perjalanan UKM
ini, sehingga pada waktu itu OG. Al-jamiah jarang membawakan music versi Gambus.
Akan tetapi, kreativitas OG. Al-jami’ah mulai muncul dengan menciptakan lagu
sendiri di bidang qasidah. Tak sedikit karya dari OG. Al-jamiah yang
diciptakan, namun tidak semua di bungkus dan dipoles di OG. Al-jamiah sendiri.
Banyak karya-karya qasidah yang di jual pada grup music yang sudah eksis
seperti grup Nasidah Ria.
Dalam setiap
pementasan yang dilakukan, OG. Al-jami’ah selalu berusaha menghadirkan karya
seni yang mengangkat nilai-nilai islami. Sampai sekarang, meski music di
Indonesia yang eksis adalah grup Band, Boy band & Girl band dan seni music
modern lainnya, tatkala OG. Al-jami’ah tampil dalam pementasan di kampus UIN
Sunan Kalijaga antusiasme mahasiswa tetap tinggi.
Dengan
keberanian UKM OG. Al-jami’ah pada tahun 2012 telah mengeluarkan album Video
clip yang berjudul “Tawakkal”. Dalam album tersebut adalah murni karya OG. Al-jamiah
sendiri yang berupa music Qasidah kontemporer.
Pada saat ini
yang mulanya Gambus di kesampingkan akibat SDM dan instrument yang kurang
memadai, kini OG. Al-jamiah kembali khittah dengan jati dirinya sebagai
grup Gambus yang utuh, dengan tidak menghilangkan Qasidah dan melayu. OG.
Al-jamiah sekarang dapat juga disebut multi-genre, yakni Gambus, Qasidah,
dan melayu (dangdut) yang semua dilakoni dengan motto
Tontonan menjadi Tuntunan.